Nama : Made Alit D. Putra
Kelas : XII IPA 3
Nomor : 02 / 15.022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “KIMIA KARBOHIDRAT. “
Sebagai wujud kepedulian penulis terhadap objek - objek,
penulis mencoba menyusun sebuah karya tulis. Pada permulaan dalam membuat karya
tulis ini tidak sedikit hambatan – hambatan yang saya alami karena keterbatasan
kemampuan kami dan belum pernahnya saya membuat karya tulis, namun semua itu
dapat kami pecahkan melalui dukungan dan pembinaan Bu Rustini.
Semoga karya tulis yang saya buat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, dan kami yakin dalam karya tulis kami ini masih ada
banyak kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Denpasar, 5 Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL........................................................................... i
KATA
PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR
ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karbohidrat .............................................. 3
2.2 Penggolongan Karbohidrat.......................................... 7
2.3 Sumber & Fungsi Karbohidrat.................................... 11
2.4 Tabel PErcobaan......................................................... 12
2.5 Analisa Kualitatif........................................................ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.................................................................... 17
3.2 Saran-saran................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat
adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana
setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. karbohidrat lebih banyak di konsumsi
sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat
lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun
protein.
Karbohidrat
banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya),
serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat termasuk
penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu molekul
yang mengandung atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Secara
biologis, karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik
pada hewan, manusia dan tumbuhan.
Manusia
membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh
tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat
parah akan menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg
berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis. Secara keseluruhan tubuh
harus mempertahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi karbohidrat, lemak
dan protein sebagai sumber energi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian karbohidrat?
1.2.2 Apa saja
jenis-jenis karbohidrat berdasarkan klasifikasinya?
1.2.3 Apa
sumber dan fungsi karbohidrat?
1.2.4 Bagaimana
hasil dari Uji coba karbohidrat dengan beberapa penguji?
1.2.5 Bagaimana Analisa kualitatif
karbohidrat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat
mengetahui pengertian karbohidrat.
1.3.2 Dapat
memahami jenis-jenis karbohidrat berdasarkan klasifikasinya.
1.3.3 Dapat
mengetahui sumber dan fungsi karbohidrat.
1.3.4 Dapat memahami hasil dari Uji coba
karbohidrat dengan beberapa
penguji.
1.3.5 Dapat
memahami Analisa kualitatif karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Karbohidrat
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa
organik yang
mengandung atom Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur
Hidrogen dan oksigen dalam komposisi
menghasilkan H2O. Di dalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa
asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak. Akan tetapi sebagian
besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari,
terutama sumber bahan makan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sumber
karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai pada
otot dan hati dan karbohidrat dalam
bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam
susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat
di bentuk dari hasil reaksi CO2
dan H2O melalui proses fotosintesa di
dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang
mengandung hijau daun (klorofil).
Matahari merupakan sumber dari seluruh
kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda
dari kehidupan tidak akan dijumpai.
Jadi, karbohidrat adalah hasil sintesis CO2 dan H2O
dengan bantuan sinar
matahari dan zat hijau daun (klorofil)
melalui fotosintesis. Karbohidrat
merupakan suatu molekul yang tersusun
dari unsur-unsur karbon, hydrogen,
dan oksigen. Rumus umumnya adalah
CnH2nOn. Karbohidrat berfungsi
sebagai penghasil energi. Karbohidrat
merupakan sumber kalori bagi
organisme heterotrof. Setiap gramnya
menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat
dikonsumsi sekitar 70-80% dari total
kalori. Daerah miskin bisa mencapai
90%. Sedangkan pada negara maju hanya
sekitar 40-60%. Karbohidrat
banyak ditemukan pada serealia (beras,
gandum, jagung, kentang dan
sebagainya), serta pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam.
2.2 Penggolongan
Karbohidrat
2.2.1
Karbohidrat yang Terdapat pada Makanan
Karbohidrat yang terdapat pada makanan
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Available Carbohydrate (Karbohidrat yang
tersedia): yaitu karbohidrat
yang dapat dicerna, diserap
serta dimetabolisme sebagai
karbohidrat.
2. Unvailable Carbohydrate (Karbohidrat yang
tidak tersedia), yaitu
karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan
manusia, sehingga tidak dapat
diabsorpsi.
2.2.2 Karbohidrat
Berdasarkan Jumlah Molekulnya
1. Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana, oleh karena tidak
bisa lagi
dihidrolisa, hanya terdiri dari satu gugus. Rumus umumnya
yaitu
C6H12O6.Monosakarida larut di dalam air dan rasanya manis,
sehingga secara umum disebut juga gula.
Penamaan kimianya selalu
berakhiran -osa. Tiga jenis monosakarida yang penting yaitu,
glukosa,
fruktosa
dan galaktosa.
a. Glukosa
Disebut
juga gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam,
Buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di
dalam tubuh glukosa didapat dari hasil
akhir pencernaan amilum,
sukrosa, maltosa dan laktosa. Dalam aliran
darah (disebut Kadar Gula
Darah) dan berfungsi sebagai penyedia
energi bagi seluruh sel-sel dan
jaringan tubuh. N 80-120 mg %. Melebihi
normal disebut
hiperglikemia, pada penderita Diabetes
Mellitus.
b. Fruktosa
Disebut
juga gula buah ataupun levulosa. Disebut levulosa karena larutan
fruktosa memutar bidang polarisasi ke kiri
. Merupakan jenis sakarida yang paling manis, Banyak dijumpai
pada buah-buahan, mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di
dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
c. Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di
alam .Galaktosa yang ada di
dalam tubuh merupakan hasil
hidrolisa dari laktosa.
2.
Disakarida
Merupakan
gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan
makanan
disakarida terdapat 3 jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
a.
Sukrosa
Adalah
gula yang kita pergunakan sehari-hari, disebut gula meja (table
sugar)
atau gula pasir dan disebut juga gula invert.
Mempunyai 2 (dua)
molekul monosakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Sumber: tebu (100%
mengandung sukrosa), bit, gula
nira (50%), jam, jelly.
b. Maltosa
Mempunyai
2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua
molekul
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari
hasil pemecahan
amilum, lebih mudah dicerna dan rasanya
lebih enak dan nikmat.
Dengan Jodium amilum akan berubah menjadi
warna biru.
Amilum terdiri dari 2 fraksi (dapat dipisah
kan dengan air panas):
1. Amilosa
-
Larut dengan air panas
-
Mempunyai struktur rantai lurus
2. Amilopektin
-
Tidak larut dengan air panas
-
Mempunyai struktur rantai bercabang
Peranan perbandingan amilosa dan amilo
pektin terlihat pada serelia;
Contohnya beras, semakin kecil kandungan
amilosa atau semakin
tinggi kandungan amilopektinnya, semakin
lekat nasi tersebut. Pulut
sedikit sekali amilosanya (1-2%), beras
mengandung amilosa > 2%
Berdasarkan kandungan amilosanya, beras
(nasi) dapat dibagi menjadi
4 golongan:
-amilosa tinggi 25-33%
-amilosa menengah 20-25%
-amilosa rendah 9-20%
-amilosa sangat rendah < 9%
c. Laktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul
glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang
larut di
dalam air. Sumber : hanya terdapat pada
susu sehingga disebut juga
gula susu. - Susu sapi 4-5% - ASI
4-7%.Laktosa dapat menimbulkan
intolerance disebabkan kekurangan enzim
laktase shg kemampuan
untuk mencerna berkurang. Gejala yang
sering dijumpai adalah diare,
kembung, flatus dan kejang perut. Def.
laktase sebabkan gangguan
pertumbuhan. Formula rendah laktosa (LLM,
Almiron, Isomil,
Prosobee dan Nutramigen, dan AI 110 bebas
Laktosa).maksimum tiga
bulan karena untuk pertumbuhan sel-sel
otak, trus bertahap sesuai
dengan pertumbuhan anak.
3.
Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks. Dapat mengandung
lebih
dari 60.000 molekul monosakarida yang
tersusun membentuk rantai
lurus ataupun bercabang.Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), 3
(tiga)
jenis yang ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen
dan
selulosa.
a. Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama sebagai bahan makanan pokok.
Disamping bahan pangan kaya akan
amilumjuga mengandung protein,
vitamin, serat dan beberapa zat gizi
penting lainnya. Amilum
merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi tumbuh-
tumbuhan dalam
bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan akarnya.
Sumber: umbi-umbian,serealia dan
biji-bijian merupakan sumber
amilum yang berlimpah ruah oleh karena
mudah didapat untuk di
konsumsi. Jagung, beras dan gandum
kandungan amilumnya lebih dari
70%, sedangkan pada kacang-kacangan
sekitar 40%. Amilum tidak
larut di dalam air dingin, tetapi larut
di dalam air panas membentuk
cairan yang sangat pekat seperti pasta;
peristiwa ini disebut
"gelatinisasi".
b. Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya lebih
sederhana, Lebih mudah larut di dalam air, Dengan
jodium akan
berubah menjadi wama merah.
c. Glikogen
Glikogen
merupakan "pati hewani", terbentuk dari
ikatan 1000
molekul, larut di dalam air (pati nabati
tidak larut dalam air) bila
bereaksi dengan iodium akan menghasilkan
warna merah. Sumber :
banyak terdapat pada kecambah, serealia,
susu, syrup jagung (26%).
Glikogen terdapat pada otot hewan,
manusia dan ikan. Pada waktu
hewan disembelih, terjadi kekejangan
(rigor mortis) dan kemudian
glikogen dipecah menjadi asam laktat
selama post mortum. Glikogen
disimpan di dalam hati dan otot sebagai
cadangan energi, yang
sewaktu-
waktu dapat diubah kembali menjadi
glukosa bila dibutuhkan.
2.2.3 Sumber
dan Fungsi Karbohidrat
Bahan-bahan yang mengandung karbohidrat antara lain padi, gandum,
jagung,
ubi jalar, talas, ketela, kentang dan sagu.
Karbohidrat mempunyai peranan penting
dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, seperti rasa,
warna dan tekstur.
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:
1. Fungsi
utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
Sebagian
dari karbohidrat diubah langsung menjadi
energi untuk aktifitas tubuh,
dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
glikogen di hati dan di otot.
Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem
syaraf dan eritrosit, hanya
dapat menggunakan enersi yang berasal dari
karbohidrat saja.
2. Melindungi
protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.
Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan
prioritas pertama; bila
karbohidrat yang di konsumsi tidak
mencukupi untuk kebutuhan energi
tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak
di dalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh,
maka protein akan
menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil energi. Dengan
demikian protein akan meninggalkan fungsi
utamanya sebagai zat
pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung
terus menerus, maka
keadaan kekurangan enersi dan protein
(KEP) tidak dapat dihindari
lagi.
3. Membantu
metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan
protein yang berlebihan.
4. Di dalam
hati berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
5. Beberapa
jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.
Laktosa
rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa
merupakan
merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
6. Selain itu
beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan,
memperlancar defekasi.
2.4 Analisa kualitatif karbohidrat
1. Reaksi Molisch
KH (pentose) + H2SO4 pekat à furfural à + a naftol à warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat à HM-furfural à + a naftol à warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).
Uji molisch dilakukan ke dalam 2 ml larutan contoh dalam tabung reaksi ditambahkan dua tetes pereaksi α-naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati-hati 2 ml H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi tadi sehingga timbul dua lapisan cairan dalam tabung reaksi dimana larutan contoh akan berada dilapisan atas. Cincin berwarna merah ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat.
2. Reaksi Benedict
KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 à Cu2O endapan merah bata
Pada uji benedict pereaksi terdiri dari kuprit sulfat, natrium sitrat,dan natrium karbonat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 8 tetes larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit. Timbulnya endapan warna hijau, kuning, atau merah orange menunjukkan adanya gula pereduksi.
3. Reaksi Barfoed
KH + camp CuSO4 dan CH3COOH à Cu2O endapan merah bata
Pereaksi pada uji barfoed terdiri dari kuprit asetat dan asam asetat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida.
KH (pentose) + H2SO4 pekat à furfural à + a naftol à warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat à HM-furfural à + a naftol à warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).
Uji molisch dilakukan ke dalam 2 ml larutan contoh dalam tabung reaksi ditambahkan dua tetes pereaksi α-naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati-hati 2 ml H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi tadi sehingga timbul dua lapisan cairan dalam tabung reaksi dimana larutan contoh akan berada dilapisan atas. Cincin berwarna merah ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat.
2. Reaksi Benedict
KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 à Cu2O endapan merah bata
Pada uji benedict pereaksi terdiri dari kuprit sulfat, natrium sitrat,dan natrium karbonat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 8 tetes larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit. Timbulnya endapan warna hijau, kuning, atau merah orange menunjukkan adanya gula pereduksi.
3. Reaksi Barfoed
KH + camp CuSO4 dan CH3COOH à Cu2O endapan merah bata
Pereaksi pada uji barfoed terdiri dari kuprit asetat dan asam asetat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida.
4. Reaksi Fehling
KH + camp CuSO4, K-Na-tatrat, NaOH à Cu2O endapan merah bata
Ketiga reaksi diatas memiliki prinsip yang hampir sama, yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa (Benedict dan Fehling) atau asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
5. Reaksi Iodium
KH (poilisakarida) + Iod (I2) à warna spesifik (biru kehitaman)
Pada uji iodium larutan contoh diasamkan dengan HCl. Sementara itu dibuat larutan iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak satu tetes ditambahkan ke dalam larutan iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan adanya pati dala contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
6. Reaksi Seliwanoff
KH (ketosa) + H2SO4 à furfural à + resorsinol à warna merah.
KH (aldosa) + H2SO4 à furfural à + resorsinol à negative
Pada uji seliwanoff pereaksi dibuat segera sebelum uji dimulai. Pereaksi ini dibuat dengan mencampurkan 3,5 ml resorsinol 0,5% dengan 12 ml HCl pekat, kemudian diencerkan menjadi 35 ml dengan air suling. Uji dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan contoh ke dalam 5 ml pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna merah cherry menunjukkan adanya fruktosa.
7. Reaksi Osazon
Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).
KH + camp CuSO4, K-Na-tatrat, NaOH à Cu2O endapan merah bata
Ketiga reaksi diatas memiliki prinsip yang hampir sama, yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa (Benedict dan Fehling) atau asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
5. Reaksi Iodium
KH (poilisakarida) + Iod (I2) à warna spesifik (biru kehitaman)
Pada uji iodium larutan contoh diasamkan dengan HCl. Sementara itu dibuat larutan iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak satu tetes ditambahkan ke dalam larutan iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan adanya pati dala contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
6. Reaksi Seliwanoff
KH (ketosa) + H2SO4 à furfural à + resorsinol à warna merah.
KH (aldosa) + H2SO4 à furfural à + resorsinol à negative
Pada uji seliwanoff pereaksi dibuat segera sebelum uji dimulai. Pereaksi ini dibuat dengan mencampurkan 3,5 ml resorsinol 0,5% dengan 12 ml HCl pekat, kemudian diencerkan menjadi 35 ml dengan air suling. Uji dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan contoh ke dalam 5 ml pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna merah cherry menunjukkan adanya fruktosa.
7. Reaksi Osazon
Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga terbentuk kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).
8. Uji antron
Sebanyak 0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya warna hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitive sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glikogen, inulin, dan gula dalam darah.
9. Uji Orsinal Bial-HCl
Ke dalam 5 ml pereaksi ditambahkan 2-3 ml larutan contoh, kemudian dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya endapan dan larutan warna hijau menandakan adanya pentose.
10. Uji hayati
Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol, dan kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict.
11. Uji tauber
Sebanyak 2 tetes larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml larutan benzidina, didihkan, dan dinginkan cepat-cepat. Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya pentose.
Sebanyak 0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya warna hijau atau hijau kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitive sehingga juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glikogen, inulin, dan gula dalam darah.
9. Uji Orsinal Bial-HCl
Ke dalam 5 ml pereaksi ditambahkan 2-3 ml larutan contoh, kemudian dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya endapan dan larutan warna hijau menandakan adanya pentose.
10. Uji hayati
Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol, dan kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict.
11. Uji tauber
Sebanyak 2 tetes larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml larutan benzidina, didihkan, dan dinginkan cepat-cepat. Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya pentose.
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Karbohidrat merupakan suatu
molekul yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hydrogen, dan oksigen.
Rumus umumnya adalah CnH2nOn.
2. Karbohidrat dapat digolongkan
berdasarkan:
a) Karbohidrat yang terdapat pada
makanan, yaitu Available
Carbohydrate
(Karbohidrat yang tersedia) dan Unvailable
Carbohydrate
(Karbohidrat yang tidak
tersedia).
b) Jumlah molekulnya, yaitu
monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa),
disakarida (sukrosa, maltosa,
laktosa), dan polisakarida (amilum, dekstrin,
glikogen).
3. Sumber
karbohidrat antara lain padi, gandum, jagung, ubi jalar, talas, ketela,
kentang dan sagu dll.
4. Karbohidrat memiliki beberapa
fungsi, utamanya yaitu sebagai sumber
energi.
3.2 Saran
1. Diharapkan kepada
seluruh masyarakat untuk
dapat memenuhi asupan Karbohidrat, agar dapat tumbuh dengn
sehat.
2. Agar seluruh ibu-ibu
memperhatikan gizi anak, terutama asupan Karbohidrat agar anak-anak mendapatkan energi yang cukup.
3. Kepada tenaga
kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang Karbohidrat.
4. Diharapkan masyarakat
atau pun pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang pemberantasan gizi
buruk, untuk mencapai
Indonesia sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran
Buku). Biologi (edisi ke-Edisi
ke-5, Jilid 1, diterjemahkan oleh R. Lestari dkk.). Jakarta: Erlangga. hlm.
65–70.
Jolane Abrams. 2010. DNA, RNA, and Protein: Life at its simplest. http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-rnadefed.html.
Kuchel, P. (2006) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran
Buku). Schaum's Easy Outlines: Biokimia (edisi
ke-diterjemahkan oleh E. Laelasari). Jakarta: Erlangga.
Lehninger, A.L. (1997). Dasar-dasar Biokimia (edisi
ke-Jilid 1, diterjemahkan oleh M. Thenawidjaja). Jakarta: Erlangga. hlm. 313.
Nugrohadi
Saprono, Martono. 2006. Kimia SMA/Ma kelas XII. Surakarta: Nrimakarya.
Paustian T. 2001. Protein Structure. University of Wisconsin-Madison.
Prasanna HA, Desai BLM, Rao MN. 1971.
Detection of early protein-calorie malnutrition (pre-kwashiorkor) in population
groups. British J Nutr 26:71-74.
Pribic R, Stokkum van IH, Chapman D, Haris PI, Bloemendal M. 1993. Protein secondary
structure from Fourier transform infrared and/or circular dichroism spectra. Anal
Biochem 214(2):366-78.
Suhardjo (1992) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran
Buku). Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta:
Kanisius. hlm. 5.
http;//id.wikepedia.org/wiki/karbohidrat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar