CINTA
KASIH ENGKAU DI MANA
Betapa
bahagianya manusia yang selalu membuka mata memandang penuh perhatian akan
segala sesuatu di dalam dan di luar dirinya sendiri. Dialah yang meliahat
segala keindahan dan keajaiban itu.
Dialah yang akan menyaksikan kekuasaan Tuhan yang berlimpah dengan keindahan,
dengan keajaiban , dengan CINTA KASIH.
Aku
sadar, tak semua orang berpikir seperti itu, seperti hal nya aku, manusia cacat
yang egois. Iya aku memang terlahir cacat ke dunia ini. BUTA! Hal yang sangat
miris jika dipikirkan dan siapa yang aku salahkan ? tentu saja Tuhan, terutama
ibu tiriku. Bak film” ibu tiri memang jahat. Inilah nasib yang harus aku alami.
Aku ingat
benar, kejadian 5 tahun yang lalu, saat umurku 20tahun. Hartaji lelaki idamanku
yang menjadi pacar pertamaku, dialah sosok yang melindungi dan merawatku ketika
sakit, sosoknya yang jenaka dan lincah ada saat aku kesepian dan bahunya
senantiasa dia berikan dikala aku bersedih. Tetapi semua dihancurkan oleh ibu
tiriku. Ia sama sekali tidak merestui hubunganku dengan Hartaji.
“sumi, apakan kamu tidak malu memilih dia sebagai pacarmu
? “ Tanya ibu tiriku.
“tidak bu, aku sangat mencintainya” jawabku tegas.
“sumi dengar ibu, ayah dan ibunya adalah seorang mantan
narapidana dan ia lahir di penjara! Apakah kamu tidak malu memiliki pacar yang
dari keluarga napi ?” ibu tiri menjelaskan.
“apakah sependek itu pikiran ibu ? biarpun dia anak dari
keluarga napi aku tidak peduli! Aku tulus mencintainya bu !” jawabku ketus.
“dengar nak jika hubungan kalian sampai di jenjang
pernikahan apakah kau mau di teriaki sebagai menantu seorang napi ? astaga sumi…”
kata ibu tiri sambil menggeleng kepala.
“ibu jahat mengapa kau hanya memikirkan perasaan malu dan
masa lalu!” teriak ku.
“sumi ini semua demi kebaikan mu nak” jelas ibu ku lagi.
“tidak ibu salah… dia sangat baik bu”kataku sambil
melirik Hartaji disamping ku.
“dan aku sangat mencintainya” lanjutku sambil meneteskan
air mata.
“sumi, sebaiknya aku pergi dari sini. Aku tidak di terima di
keluarga ini” Hartaji angkat bicara sambil berlari menuju motornya.
Aku
berlari mengejarnya tapi tanganku di tarik oleh ibu tiriku, apa yang harus aku
lakukan, aku hanya dapat menangis tak berdaya. Caci maki ibu tiriku terasa
panas di telingaku tiba-tiba ia menampar keras wajahku hingga aku jatuh
tersungkur dan kepalaku membentur sudut meja. Darah mengalir dari kepalaku dan
aku segera di bawa ke RS terdekat. Dokter memfonis aku buta , ibu tiri ku
menjadi gila karenaku, batinnya terguncang semenjak dia menghancurkan hidupku.
Sungguh malang nasibnya. Aku sangat menyesal membuat ibu tiriku seperti itu.
Aku sadar, keegoisanku membawa dampak yang besar bagi keluargaku kini hidupku
gelap dan hampa.
TAMAT
UNSUR
INTRINSIK :
-
Tema
: keegoisan
seseorang demi cintanya yang mengakibatkan kehancuran keluarganya sendiri
-
Setting
tempat : di rumah
sumi
-
Alur : alur mundur (flash back)
-
Tokoh : sumu, hartaji, ibu tiri
-
Perwatakan
:
·
Sumi : egois , pembangkang
·
Hartaji : pendiam, jenaka
·
Ibu
turi : emosional, baik hati
-
Sudut
pandang : orang
pertama pelaku utama
-
Konflik
: hubungan sumi
tidak di restui oleh ibu tirinya
-
Amanat : janganlah hanya memikirkan
perasaan diri sendiri tapi pikirkanlah perasaan orang lain dahulu untuk melihat
cinta kasih yang sesungguhnya dan musyawarahkan suatu masalah tanpa emosi
UNSUR EKSTRINSIK :
-
Faktor sosial :
·
Keluarga
sumi merupakan keluarga terhormat dan terpandang
·
Keluarga
hartaji merupakan keluarga mantan narapidana
-
Faktor ekonomi :
·
Sumi
adalah anak orang kaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar