Sabtu, 27 April 2013

Pengertian Seni di Bali dll



1.   Seni :
A. Berdasarkan teori mimesis Plato dan Aristoteles kesenian adalah suatu usaha untuk menyalin alam ke dalam berbagai macam bentuk.
B.  Menurut Ki Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan perasaan jiwa manusia (Soedarso, 1998).
Kebudayaan :
A. Kebudayaan menurut pandangan antropolog adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1980: 193-239).
B.  kebudayaan menurut Williams adalah hal-hal yang dialami dalam hidup sehari-hari (Barker, 2005:50).
C.  Menurut (E. B. Taylor) Budaya merupakan keseluruhan yang kompleks yang meliputi  pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan kemampuan lain dan kebiasaan yang dicapai oleh individu sebagai anggota masyarakat.

2.   Karena seni berhubungan dengan olah rasa dan olah pikiran. Seni banyak berhubungan dengan perasaan sehingga orang yang kurang peka perasaannya sukar untuk menghayati seni dan Seni juga di katakan sebagai salah satu pembentukan watak manusia karena seni merupakan segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakan perasaan jiwa manusia.


3.   Perkembangan seni di Bali tetap eksis dan semarak karena seni di Bali tahun ke tahun semakin di konteskan dalam berbagai pertunjukan, hiburan, pawai seperti pada pembukaan PKB, selain  itu juga seni juga sekarang banyak di jadikan ajang perlombakan sehingga minat untuk membuat kreasi baru dalam seni itu akan semakin  tumbuh atau meluas dan akan meningkatkan kreatifitas bagi masyarakat Bali itu seniri. 



4.   Pengertian Wali, Bebali dan Balih-balihan :
A. Wali merupakan jenis seni yang dipentaskan sehubungan dengan dilaksanakan suatu upacara keagamaan di suatu pura yang bersifat sakral. Contohnya : Tari Rejang dewa, topeng Sang Hyang.
B.  Bebali merupakan jenis seni Bali yang jugadi gelar pada suatu upacara keagamaan dan umumnya seni bebali di pentaskan denagan suatu lakon yang berhungan dengan pelaksanaan upacara tersebut, baiasanya di pentaskan di jaba tengah. Contohnya : Tari topeng pajegan, drama tari gambuh, dan wayang.
C.  Balih-balihan merupakan perkembangan seni wali dan Bebali yang ditunjukan sebagai sarana hiburan dengan lakon serta kreasi tari dan tabuh yang lebih bebas. Contohnya : Tari Kecak.


5.   Profil Seniman Tari Bali I Wayan Beratha :
Lahir dari keluarga seniman tahun 1926, di Banjar Belaluan Denpasar. Kini menetap di Banjar Abian Kapas Kaja.Pendidikan formal I Wayan Beratha hanya sempat di tempuh selama lima tahun di Sekolah Rakyat. Sejak kecil Beratha telah mengenal betul nada gambelan.Dalam hal seni karawitan, Beratha mempunyai pandangan yang sangat terbuka, membuang fanatisme kedaerahan, Maka pada tahun 1957 - 1959, ia mulai menyadap pembauran warna gambelan yang meretas jauh pola-pola kedaerahan.
Pola-poia ini menurutnya disebabkan oleh adanya kompetisi di zaman raja-raja yang berlangsung hingga zaman penjajahan. Maka ia memberanikan diri mempelajari karawitan Bali Utara dan mengajarkan karawitan Bali Selatan di seluruh Bali. Tahun 1966 Beratha mencoba bereksperimen meneruskan tradisi keluarganya sebagai pelaras gambelan, ia membuat satu tungguh Gangsa berlaras pelog lima nada dengan bahan per mobil. Hasilnya sangat memuaskan. Maka jadilah I Wayan Beratha pelaras gambelan paling laris di Denpasar.
Di tahun 1964, Beratha melawat ke negeri Paman Sam, dalam rangka New York Fair. Kehadirannya saat itu sebagai pemimpin teknis pada seksi Bali, guna memperkenalkan revolusi Indonesia di luar negeri. Pada acara itu ia berkesempatan menyajikan eksperimen gambelan Bali lewat tabuh Gesuri. Tahun 1956 ia ikut misi kesenian Indonesia/Bali ke RRC, mengadakan pertunjukan di kota Kanton, Peking, Shanghya, Nanking, Hansan, Sin Nian, Canocun dan Hong-Can. Pada tahun 1962 bersama-sama seribu orang penari pendet ia turut serta dalam pembukaan Asian Games di Jakarta, Tahun 1963 ia ikut memeriahkan konferensi antar-KOKAR di Solo. Tahun 1963 ini pula memimpin sekaa Gong Sad Merta ke Surabaya, memeriahkan ulang tahun Universitas Airlangga. Tahun 1965 ia ke Semarang, menyertai para Siswa KOKAR Bali menyelenggarakan Bali Night, sebulan kemudian juga diselenggarakan di Bandung.




Hasil Karya :
Karya monumentalnya dalam bentuk tarian, yakni Tari Yudha Pati, Tari Kupu-Kupu, dan Tari Tani ada juga di antaranya Sendratari “ Jayaprana” ( 1961), Tabuh “Gesuri” (1964), tabuh ini diciptakan pada waktu ia berada di New York, Sendratari “ Ramayana” (1965). Sendratari “ Maya Denawa” (1966), Instrumentalia “Palgunawarsa” (1968), yang mendapat penghargaan tertinggi dalam festival gong kebyar seluruh Bali, Tari “Panyembrana” (1971) dan lainnya.

Penghargaan :
Tahun 1972 berdasarkan Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan R.I No.0126/U/1972 dan Mentri Mashuri ia menerima Anugerah Seni Nasional. • Memperoleh Piagam Dharma Kusuma dan Gubernur Bali Ida Bagus Mantra dan sejumlah piagam lainnya, namun sayang ia lupa kapan pastinya penghargaan itu diterima.

6.   Gong Kebyar :
A.    Secara fisik Gamelan Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari gamelan Gong Gede dengan pengurangan peranan dan peniadaan beberapa buah instrumennya seperti peranan  Instrumen Terompong dikurangi bahkan dalam beberapa reportoar tidak digunakan sama sekali.
B.     Gong Kebyar juga mengadopsi berbagai reportoar gamelan Bali lainnya seperti pagambuhan, leluangan, pejogedan, dan gegambangan.
C.     Konsep Gong Kebyar adalah perpaduan antara rasa musikal Gender Wayang yang lincah, Gong Gede yang kokoh dan pelegongan yang melodis.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar